REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---PT PLN (Persero) mengungkapkan, pemakaian gas dari terminal regasifikasi di Arun, Aceh, mampu menghemat biaya pembelian bahan bakar lebih dari Rp5 triliun pada 2015.
"Dengan pengoperasian fasilitas regasifikasi Arun, maka tahun 2015 PLN dapat menghemat lebih dari Rp 5 triliun dari selisih konversi solar jenis HSD ke LNG. Harga LNG yang lebih kompetitif dibandingkan HSD akan memberikan manfaat kepada PLN dalam bentuk penurunan biaya pokok produksi," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto di Jakarta, Senin.
Menurut dia, terminal Arun akan memasok gas ke pembangkit di Belawan sebesar 98 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).
Pasokan gas sementara itu terdiri atas pembangkit listrik milik PLN sebesar 96 BBTUD untuk mengoperasikan mesin gas turbin (GT) 1.1, GT 2.1, dan GT 2.2. Sedangkan, dua BBTUD lainnya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit sewa.
Bambang menambahkan, pemakaian gas Arun mengurangi penggunaan BBM di pembangkit listrik Belawan hingga 80 persen.Sisanya masih menggunakan bahan bakar minyak jenis "marine fuel oil" (MFO) sebesar 2x65 MW.
Pasokan gas ke Belawan tersebut dibeli PLN dari BP Tangguh, Papua Barat, yang kemudian diregasifikasi di terminal yang dioperasikan PT Perta Arun Gas, anak perusahaan PT Pertagas dan selanjutnya dialirkan melalui pipa transmisi Arun-Belawan sepanjang 350 km milik Pertagas.
PLN telah menandatangani kontrak pembelian LNG dengan BP Tangguh pada 17 Oktober 2014 untuk memasok kebutuhan sampai 2033. Pada 2015, PLN akan menerima sembilan kargo Tangguh.