REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Ronny Franky Sompie mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya menjalin kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Interpol, dan pihak pemerintah Turki. Namun, kejadian ini belum perlu untuk mengeluarkan status travel warning.
"Kita tunggu hasil penyelidikan dan koordinasi," ujar Ronny di Mabes Polri, Senin (9/3).
Polri, kata Sompie, selama ini memiliki upaya untuk melakukan pengawasan khusus, terutama WNI yang pergi ke Turki. Akan tetapi, 16 WNI tersebut terlebih dahulu menghilangkan jejak sebelum dilakukan pencegahan.
Ronny menyampaikan, jika mereka terbukti bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia tentu akan berpengaruh kepada Indonesia. Pasalnya, pemerintah secara jelas menolak adanya ISIS.
Sementara itu, Ses Interpol Indonesia, Brigjen Setyo Wasisto mengaku sampai saat ini belum ada kabar tentang 16 WNI yang hilang. Pihaknya juga telah menyurati Interpol Turki namun belum ada balasan.
"Kita kerjasama Interpol Indonesua dan Turki, kita sampaikan ada WNI yang hilang di Turki," katanya, Senin. Menurut Setyo, pihaknya meminta kepada Interpol Turki apabila menemukan agar segera memberitahukan kepada Indonesia.