REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama menjatuhkan sanksi pada tujuh pejabat Venezuela, Senin (9/3). Obama menuduh mereka melanggar HAM dan korupsi di negara kaya minyak tersebut.
Para pejabat ini berasal dari tatanan eselon satu di aparatur keamanan negara. Mereka dituduh bertanggungjawab atas protes antipemerintah di Venezuela tahun lalu.
''Korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah Venezuela telah merusak sumber ekonomi yang seharusnya digunakan untuk rakyat dan perkembangan ekonomi,'' kata Menteri Keuangan AS Jacob Lew dalam pernyataan.
Sanksi diresmikan setelah diloloskan Kongres AS tahun lalu. Pinalti berupa pembekuan aset dan larangan visa.
Kepala Majelis Nasional Venezuela, Diosdado Cabello mengatakan sanksi tersebut adalah bukti AS ingin menebar kerusuhan di Venezuela. Menurutnya, Presiden Nicolas Maduro akan secara langsung mengkritik sanksi AS ketika ia dan Obama bertemu di Panama bulan depan untuk menghadiri KTT Amerika.
''Tuan Obama, anda dan para imperialis anda akan memberi sanksi pada lebih banyak pejabat Venezuela karena mereka bersedia memberikan hidup mereka untuk membela revolusi Bolivarian dan proyek yang dimulai oleh Hugo Chavez,'' kata Cabello.
Salah satu pejabat yang diberi sanksi adalah rekan Chavez, Manuel Gregorio Bernal Martinez yang merupakan kepala intelijen Venezuela tahun lalu. Selain itu, mantan anggota Bolivarian National Guard (GNB) juga terkena sanksi.
Gedung Putih menuduh anggota GNB melakukan aksi kekerasan yang melanggar HAM. ''Mereka melawan pengunjuk rasa dan jurnalis dengan kekerasan, senjata dan pelecehan seksual,'' kata Gedung Putih dalam lembaran fakta sanksi.