Selasa 10 Mar 2015 15:33 WIB

Begal dan Setangkai Daun Kelor (2- habis)

Red: Bilal Ramadhan
Imbauan terkait begal motor
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Imbauan terkait begal motor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Di kalangan masyarakat zaman dulu di kampung atau desa, daun kelor dipercaya sebagai penangkal atau penghancur ilmu hitam. "'Pas' saya ambil batang kelor, mereka menangis meminta ampun," kata polisi itu.

Kedua kawanan begal itu menangis sejadi-jadinya ketika berhadapan dengan sebatang kelor yang diambil polisi dari dalam hutan di dekat kampung itu. Upaya ini di luar kebiasaan polisi, namun apapun harus dilakukan demi melumpuhkan kawanan begal yang telah lama dipahami sebagai komplotan sangat mengerikan dan membahayakan di masyarakat itu.

Orang bisa saja berkata "dunia tak selebar daun kelor", namun bagi masyarakat, khususnya, di pedesaan di Jawa, daun kelor telah lama dipahami sebagai tanaman yang berkhasiat. Daunnya kecil-kecil dan batangnya juga tidak terlalu besar, hanya sekitar pergelangan tangan atau kaki.

Jika dikaitkan dengan ketahanan tubuh, daun kelor sering digunakan menangkal santet, guna-guna atau teluh. Untuk orang yang lama sakit tidak sembuh sembuh atau karena punya ilmu kanuragan, biasaya setangkai daun kelor "disapukan" di bagian-bagian tubuhnya. Secara medis tidak masuk akal, secara logika juga jauh dari pikiran keilmuan modern.