REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kedatangan muda-mudi mancanegara yang bertamu ke ruang kerjanya di Balai Kota, Selasa (10/3). Mereka adalah sebagian penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang dikirim ke sejumlah kota di Indonesia untuk belajar seni budaya Indonesia.
Ada 11 muda-mudi luar negeri ditambah satu pemuda asal Indonesia yang bertugas menjadi pendamping. Mereka berasal dari Filipina, Thailand, Korea Selatn, Vietnam, Serbia, Papua Nugini, Slowakia, Polandia, Jerman, Selandia Baru, dan Fiji.
Muda-mudi yang sebagian besar baru pertama ke Indonesia itu datang didampingi Kepala Seksi Kerjasama Antarlembaga, Dirjen Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Meylia Wulandari. Meyla menyampaikan, tahun ini ada sebanyak 70 peserta dari 40 negara disebar ke enam kota, yakni Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya Makassar dan Bali.
Dikatakan Meylia, beberapa peserta BSBI ada yang secara pribadi menyampaikan keinginannya memilih Surabaya sebagai kota tujuan. Menurut dia, hal tersebut dikarenakan Kota Pahlawan memiliki keragaman seni dan budaya yang cukup unik. Selain berbagai tarian dari seluruh Jawa Timur hidup di Surabaya, para peserta juga tergoda dengan sajian kuliner yang beragam.
Meylia menambahkan, BSBI merupakan program tahunan dari Kemenlu yang sudah ada sejak 2003. Selama 13 tahun berjalan, kata dia, program tersebut sudah menelurkan 588 alumni dari 58 negara. Menariknya, kata Meylia, setelah ‘lulus’, para alumni selalu membuat testimoni yang baik, sehingga dapat dijadikan alat diplomasi untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia di luar negeri.
“Harapannya, mereka tidak hanya belajar seni dan budaya, tetapi juga bahasa, kearifan lokal, kuliner serta sisi-sisi positif Indonesia, berupa norma yang berkembang di masyarakat kita." ujar dia.
Para peserta program BSBI akan berada di Surabaya selama tiga bulan. Pada akhir program, mereka akan menampilkan apa yang dipelajari dalam sebuah even bernama Indonesia Channel. Tahun ini, even tersebut dihelat di Bandung. Sebelumnya, pada 2010 dan 2013, Surabaya sempat menjadi tuan rumah pagelaran Indonesia Channel tersebut.
Menyambut kehadiran para peserta BSBI, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Surabaya kaya akan nilai budaya dan kearifan lokal. Untuk itu, dia ingin para pemuda BSBI mengenal seni dan tradisi Surabaya sehingga lebih paham nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota terbaik ketiga versi World Mayor Project (WMP) itu juga menantang para peserta BSBI belajar tarian tradisional dengan tingkat kesulitan tinggi. Hal itu karena pada penyelenggaraan Inchan sebelumnya, Risma mengaku sangat terkesan oleh aksi para peserta BSBI.
“Jangan kasih (tarian) yang mudah-mudah. Kasih saja yang sulit. Saya tahun kapabilitas mereka. Pasti bisa. Tahun lalu saja saya melihat pertunjukan itu dan saya tahu itu tarian sulit. Sebab, saat SD saya ini juara tari tradisional. Jadi bisa membedakan mana tarian sulit dan mana yang tidak,” kata Risma disambut tawa kecil semua peserta.
Mendapat tantangan dari Walikota, Michael Thomas salah satu peserta BSBI asal Selandia Baru mengaku semakin tak sabar mempelajari seni khas Surabaya. “Sebagai orang yang pertama kali ke Surabaya, saya belum tahu banyak tentang budaya di sini. Tapi, saya punya ketertarikan pada tari dan musik tradisional. Oleh karenanya, belajar bermain gamelan akan sangat menarik,” tutur pemuda 21 tahun itu dalam bahasa Inggris.