Selasa 10 Mar 2015 18:16 WIB

Mengapa Korban ISIS tak Takut Sebelum Kepalanya Dipenggal?

Rep: C65/ Red: Ilham
Warga Jepang yang ditawan ISIS
Foto: VOA
Warga Jepang yang ditawan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Mantan penerjemah ISIS yang juga menyaksikan pembunuhan wartawan Jepang, Kenji Goto menjelaskan setiap kronologi pembantaian yang dilakukan Jihadi John yang bernama asli Mohammed Emwazi.

Menurut dia, selalu ada proses penipuan dan penyiksaan mental sebelum para korban dibunuh. Awalnya, kata dia, tahanan diberitahu bahwa mereka akan dibebaskan jika pemerintah mereka mau memenuhi permintaan kelompok radikal itu. Bahwa penahanan mereka hanyalah sementara, dan harus bersedia melakukan eksekusi pura-pura.

"Dia (Emwazi) akan mengatakan kepada saya, kepada mereka, tidak ada masalah, hanya video, kita tidak membunuh Anda, kami ingin pemerintah Anda untuk berhenti menyerang Suriah. Kami tidak memiliki masalah dengan Anda, Anda hanya pengunjung kami," katanya menirukan gaya bicara Emwazi seperti dilansir dari Jerusalem Post edisi Selasa (10/3).

Dengan begitu, kata dia, menjelang kematiannya, korban tidak merasa khawatir. "Selalu saya katakan kepada mereka (korban) 'Jangan Khawatir', tidak masalah. Tetapi pada akhirnya saya yakin (mereka akan mati)," ungkapnya.

Mantan penerjemah andalan ISIS itu menegaskan, identitas asli Jihadi John memang Mohammed Emwazi yang terlahir di Kuwait dan beremigrasi ke Inggris sejak 1988.

Emwazi telah membunuh beberapa wartawan asing, termasuk dua wartawan Amerika, Steven Sotloff dan James Foley. Ia dianggap sebagai kepala algojo ISIS. Menurut Saleh, sosok Emwazi sangat ditakuti dan dihormati dalam kelompok radikal tersebut.

Ia juga menjelaskan kronologis eksekusi Goto di Turki. Saat itu, Emwazi berada dalam kekuasaan dan pengaruh yang besar pemberontak tersebut. "Setelah dia (Jihadi John) membunuhnya, tiga atau empat orang datang dan mengambil alih jenazah dan memasukkan ke dalam mobil. Setelah itu, John pergi ke sebuah jalan yang berbeda," katanya.

Emwazi merupakan satu sosok luar biasa di ISIS. Hal itu dikarenakan ia merupakan satu-satunya algojo dari luar Suriah. "Semua pria Suriah (di ISIS) bisa membunuh. Tapi orang asing yang bisa, hanya John," lanjut Saleh.

Emwazi memiliki kelebihan karena keberanian dan kesediaannya untuk membunuh orang asing, memenggal kepala mereka dengan pisau dan direkam dalam berbagai video. Bahkan, sosoknya selalu terlihat berdiri di samping para korbannya. "Mungkin karena dia menggunakan pisau," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement