REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Slamet Effendy Yusuf berpendapat organisasi kemasyarakatan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah lebih berhak mendapatkan dukungan pemerintah daripada partai politik.
Menurut dia di Gedung PBNU Jakarta, Selasa, organisasi kemasyarakatan itu lebih berhak karena telah memberikan kontribusi konkret kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
"Kalau parpol menurut ide Mendagri akan diberikan bantuan cukup besar, saya kira dalam waktu yang bersamaan, ormas keagamaan yang langsung membina bangsa, seperti NU dan Muhammadiyah di lingkungan Islam, serta teman-teman dari agama lain, juga harus diberi bantuan langsung dari alokasi APBN," katanya.
Slamet mengemukakan hal itu menanggapi usul Mendagri Tjahjo Kumolo mengenai dukungan pembiayaan sebesar Rp1 triliun dari pemerintah kepada partai politik untuk mengurangi kemungkinan penyalahgunaan kekuasaaan saat para politisi menduduki jabatan publik.
Menurut Slamet, NU melalui pesantren dan madrasah, Muhammadiyah melalui sekolahnya, begitu juga Persis, juga ormas Islam yang lain bisa menjangkau kalangan yang selama ini terabaikan dari program pemerintah sekaligus menjadi kekuatan yang menjamah sebagian besar porsi yang seharusnya menjadi porsi pemerintah.
"Aktivitas pendidikan, keagamaan, termasuk aktivitas penyadaran kewarganegaraan yang dilakukan oleh ormas seperti NU dan Muhammadiyah luar biasa akibatnya," katanya.
Menurut dia, andaikan tidak ada NU dan Muhammadiyah, kemudian ada bahaya internasionalisme Islam, negara tidak akan bisa berbuat banyak.
Mantan anggota DPR RI ini menegaskan, apa yang terjadi pada ISIS, Boko Haram, Alqaidah, dan kelompok garis keras lainnya memperlihatkan Islam "rahmatan lil alamin" yang dikembangkan NU menjadi relevan.
"Ini saatnya negara berterima kasih kepada mereka, termasuk memberikan anggaran yang signifikan sebagai bagian anggaran negara untuk pembinaan masyarakat," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, pembangunan berjalan secara serempak pada sektor-sektor yang dibiayai dan digarap oleh pemerintah maupun sektor yang digarap oleh swasta.
Slamet mengakui bahwa selama ini NU menerima bantuan dari pemerintah. "Tetapi, ibarat kata, kebutuhannya seribu, bantuan yang diberikan hanya beberapa sen," katanya.