REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Independen, Syafii Maarif mempertanyakan kasus penangkapan pimpinan KPK Bambang Widjojanto. Ia pun mengaku hingga kini masih belum mengetahui kesalahan BW.
"Seperti BW, itu saya enggak tau di mana salahnya itu. Tapi sudah dibegitukan," kata Buya Syafii, di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (10/3) kemarin.
Bahkan, ia menyebut kasus ini hanya merupakan bentuk balas dendam terhadap KPK. Menurut dia, sejak kasus ini muncul, pihak kepolisian dan KPK pun bertindak sangat emosional. Emosi yang ditunjukkan oleh aparat kepolisian itu, lanjut Buya, sudah mengalahkan hukum yang berlaku.
Buya meminta agar kepolisian tidak mencari-cari kesalahan orang lain. "Pokoknya gini aja, jangan mencari kesalahan orang kalau tidak salah. Urusan polisi bukan menggarap KPK saja toh, begal yang banyak selama ini," kata Buya.
Buya Syafii juga mengatakan Wapres JK menilai upaya kriminalisasi terhadap para pendukung KPK pun juga merupakan bentuk emosi. "Itu menurut wakil presiden adalah ekses dari emosi," kata dia.
Emosi tersebut harus segera dihentikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Untuk menghentikan luapan emosi dari kedua lembaga pemerintah, Buya menyarankan agar upaya kriminalisasi yang terjadi saat ini untuk dihentikan.
"Diperintahkan saja supaya jangan diteruskan lagi kriminalisasi-kriminalisasi," kata Buya.