REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Polisi Afghanistan mulai penyelidikan insiden penembakan di Masjid Kabul yang menewaskan 11 orang, Rabu (10/3). Insiden yang terjadi pada Sabtu lalu tersebut hanya meninggalkan satu orang selamat.
Polisi mengatakan serangan di Masjid terbilang sangat jarang di Afghanistan. Namun, sejak isu ISIS mulai merekrut orang disana, beberapa serangan mulai mengkhawatirkan warga.
Satu orang selamat yang tidak disebut namanya mengatakan pelaku penembakan sebanyak empat atau lima orang. Mereka memasuki Masjid milik minoritas sufi pada saat salat malam. "Bunuh mereka semua, jangan tinggalkan siapa pun hidup," kata dia meniru ucapan pelaku, dikutip BBC.
Menurutnya, pelaku masuk Masjid dan langsung menembak. Pelaku kemudian menarik jemaah satu persatu dan menembak mereka di kepala.
Pria yang selamat bersembunyi di antara jenazah dalam keadaan terluka. Ia mengatakan pelaku berbicara menggunakan bahasa Pashtu yang merupakan bahasa minoritas di Afghanistan. Pashtu hanya digunakan di selatan dan timur negara tersebut.
Senjata yang dipakai pelaku adalah pistol dengan peredam suara dan menggunakan peluru kecil 22 kaliber. Salah satu korban adalah imam Masjid Pir Bahadur Jan Agha. Ia sangat dihormati di Afghanistan dan di luar negeri.
Ia dikubur di samping anak laki-lakinya di lapangan dekat Masjid. Cucu Pir Agha, Idris mengatakan serangan menargetkan kakeknya. Sebelumnya, seseorang mencoba meledakkan mobil Pir Agha namun tidak berhasil.