Rabu 11 Mar 2015 12:55 WIB

KPU: Parpol yang Diakui Kemenkumhan Jadi Peserta Pilkada

Rep: C63/ Red: Erik Purnama Putra
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay (kiri).
Foto: Antara
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan peserta pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak berasal dari partai politik yang diakui Kementerian Hukum dan HAM. Pernyataan intu dikeluarkan KPU mengingat jelang pilkada serentak 2015, terjadi perpecahan dalam kepengurusan beberapa partai.

"Nanti kami akan minta Kemenkum HAM untuk menyerahkan surat keputusan partai politik yang memang sudah terdaftar," kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay pada saat uji publik rancangan PKPU di gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (11/3).

Menurut dia, KPU juga akan meminta salinan surat keputusan (SK) Kemenkumham untuk partai politik yang berkonflik. Nantinya SK tersebut dijadikan acuan untuk peserta dalam pelaksanaan Pilkada serentak.

Seperti diketahui, jelang Pilkada serentak dua partai terpecah pengurusannya yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkal yang masing-masing kubu mengklaim kepengurusannya adalah sah. PPP terpecah dalam dua kubu yakni kubu Romahurmuziy dan Djan Faridz, sementara Partai Golkar terpecah dalam dua kubu yakni kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.

Pantauan Republika dalam uji publik tahap pertama KPU, kebanyakan peserta berasal dari dua partai tersebut. Untuk PPP beberapa di antaranya menggunakan almamater khasnya berwarna hijau.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement