Rabu 11 Mar 2015 15:41 WIB

Jakarta Kini Semakin Rawan Kebakaran

Rep: C25/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran di Gedung Wisma Kosgoro, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (9/3).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran di Gedung Wisma Kosgoro, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (9/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan kebakaran menjadi hal yang sangat sering terjadi di Jakarta. Dinas  Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana mencatat hinggat maret 2015 setidaknya sudah 170 kasus kebakaran terjadi.

Banyaknya kebakaran yang terjadi memang membuat masyarakat yang tinggal di Jakarta khawatir. Tingkat kekhawatiran semakin tinggi bagi mereka yang tinggal di pemukiman padat penduduk seperti di Tanah Abang yang terbakar minggu lalu.

Hingga Maret 2015 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana mencatat 11 orang mengalami luka-luka karena musibah kebakaran. Apalagi sudah dua orang meningggal yang tentu membuat kekhawatiran masyarakat Jakarta semakin menjadi.

Sementara itu, Pakar Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna yang dihubungi via telfon mengatakan bahwa setiap pembangunan gedung harusnya memperhatikan pengamanan untuk hal-hal yang tidak diinginkan

Ia juga menjelaskan bahwa harus ada sikap aktif dari pemilik gedung maupun pemprov DKI Jakarta untuk terus memantau keamanan gedung-gedung yang ada. Ia menambahkan hingga saat ini pendataan tentang keamanan gedung masih belum mencakup semua gedung yang ada di Jakarta.

Menanggapi terbakarnya Wisma Kosgoro, Yayat menganggap kesalahan ada di kedua pihak baik itu pemilik gedung yang mengabaikan pengamanan berkala atau pemprov DKI yang tidak aktif mengontrol keamanan gedung-gedung. "Kelalaian ada di dua pihak, pemilik gedung lalai pemprov juga lalai," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement