REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamanan peringatan Konfrensi Asia Afrika ke-30 berlangsung ketat. Selain menutup akses para pengunjuk rasa, polisi juga akan mengamankan delegasi Muslim yang akan melaksanakan shalat Jumat.
Pengamanan berlapis akan diterapkan saat pelaksanaan shalat Jumat. Para delegasi Muslim nantinya akan melaksanakan shalat Jumat di Masjid Raya Bandung.
Para delegasi akan ditempatkan di shaf depan sedangkan untuk dua shaf dibelakan para delegasi merupakan 'tirai'. Ada pula petugas yang berjaga saat shalat Jumat dilangsungkan. "Lalu pintu masuk (masjid) steril. Ada detektor," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Mochammad Iriawan di Gedung Merdeka, Rabu (11/3).
Polisi juga akan menutup akses pengunjuk rasa. "Kita sudah blok (aksesnya)," katanya. Polisi, kata Iriawan, sudah memprediksi jalur mana yang kemungkinan bisa 'disusupi' ancaman, seperti aksi unjuk rasa.
Di titik-titik tersebut, kepolisian melakukan penjagaan sehingga pemasangan poster berisi unjuk rasa pun tidak bisa dilakukan. Kepolisian juga akan menurunkan pasukan pengamanan di gap-gap tol. Tujuannya untuk mengantisipasi pengunjuk rasa yang datang dari luar Bandung. Beberapa gap tol tersebut di antaranya Buah Batu, Cileunyi, hingga Pasir Koja.
Iriawan menyatakan pengamanan untuk peringatan KAA sejauh ini tidak melibatkan anggota dari Mabes Polri. Sebab, jumlah anggota kepolisian di Jawa Barat juga sudah melebihi kebutuhan. Namun, untuk antisipasi kejadian tak diinginkan, Iriawan sudah berkomunikasi dengan Mabes Polri.
Pengamanan terkait rute-rute yang dilalui delegasi pun dilakukan kepolisian dengan rinci. Perhitngan rute tiap menitnya, hingga jalur alternatif menggunakan kereta juga sudah diperhitungkan. Agar sitasi yang aman dan nyaman dapat tercipta bagi para delegasi yang hadir.