REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komisi Perlindungan Hak-hak Muslim (IHRC) memberikan penghargaan tertinggi untuk majalah mingguan asal Perancis, Charlie Hebdo, sebagai institusi paling Islamphobia sedunia. Penghargaan tersebut diberikan akhir pekan lalu, di London, Inggris.
The Independent melaporkan, Rabu (11/3), IHRC saban tahunnya mengeluarkan sederetan nama-nama yang dinilai anti terhadap perkembangan dan dinamika Islam dalam politik global. Pemberian rangking dimaksudkan untuk melabel perseorangan atau institusi yang dinilai menjadikan perkembangan Islam sebagai gejala sosial menakutkan.
Pada rangking tertinggi, IHRC bakal menganugerahkan gelar sebagai, 'orang paling Islamphobia di dunia'. Namun berbeda tahun ini, IHRC memperlebar penganugerahan, dengan mamasukkan unsur 'institusi pers dan publikasi paling Islamphobis di dunia'.Hasilnya, IHRC setuju menempatkan Charlie Hebdo sebagai
"Orang dan Publisitas Paling Islamphobia di Dunia". "Charlie Hebdo mengalahkan Benjamin Netanyahu," demikian dikatakan IHRC, seperti dilansir the Weeks Magazine, Rabu (11/3).
Masih menurut the Independent, selain mengalahkan Perdana Menteri Israel, Charlie Hebdo juga mengalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama. Bahkan, mengalahkan presenter televisi di AS, Bill Maher, sebagai orang dan insitusi paling tak suka dengan Islam tersebut.
"Jika orang-orang. Termasuk Charlie Hebdo memaksa umat Islam untuk menerima sindiran dan selera humor versi mereka, mengapa kita (umat Islam) tidak bisa memaksa mereka menerima rasa humor kita," kata seorang panitia penganugerahan.