Kamis 12 Mar 2015 11:56 WIB

Keluarga Gembira WNI Hilang di Turki Ditemukan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kabar ditemukannya 16 WNI yang hilang di Turki disambut gembira dari pihak keluarga di Solo, Jateng. Muhammad Arif, kakak kandung Fauzi Umar Salim, membenarkan berita tersebut.

''Ya benar. Saya menerima berita tersebut tadi malam,'' ujar Muhammad Arif ketika dihubungi Republika, Kamis (12/3).

Namun, Muhammad Arif masih memburu kebenaran berita tersebut. Ia sejak semalam, hingga kini pontang-panting mencari informasi kebenaran berita ditemukan 16 WNI yang dinyatakan hilang.

Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh informasi yang menyatakan mereka ditemukan saat melintas di Suriah. ''Mudah-mudahan benar diketemukan, keluarga kami dalam kondisi selamat,'' harap Muhammad Arif.

Muhammad Arif berjanji, secepatnya memberi kabar kalau sudah ada kepastian. "Kalau sudah dapat informasi, nanti saya kasih tahu,'' kata dia via hubungan telepon selular.

Seperti diketahui, dari 16 WNI yang dinyatakan hilang di Turki, enam diantaranya berasal dari Solo. Sedangkan 10 orang berasal dari Surabaya. Keenam warga Solo adalah, Fauzi Umar Salim, Hafid Umar, Soraiyah Cholid, Hamzah Hafid, Utsman Hafid dan seorang balita Atiqah Hafid.

Belakangan, Muhammad Arif disibukan dengan urusan ini. Termasuk ada tudingaan kalau hilangnya enam saudaranya di Turki karena terlibat  State of Iraq and Syiria (ISIS). ''Keluarga kami tidak mungkin terlibat organisasi ISIS,'' katanya.

Pihak keluarga menyayangkan, adanya spekulasi dari sejumlah pihak. Adik-adiknya sengaja memisahkan diri dari rombongan, dan dituduh bergabung dengan kelompok ISIS. ''Adik-adik saya pergi ke Turki dalam rangka bisnis dan berwisata''.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement