REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia menyelidiki kemungkinan Jake Bilardi tewas dalam serangan bom bunuh diri di Irak, Rabu (11/3). Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan pemerintah sedang mencari konfirmasi atas laporan tersebut.
''Saya bisa mengonfirmasi pemerintah Australia sedang mencari laporan independen yang membuktikan laporan Jake Bilardi tewas dalam bom bunuh diri di Timur Tengah,'' kata Bishop pada reporter, dikutip CNN.
Jika benar, tambahnya, maka insiden ini adalah contoh tragis generasi muda Australia mati sia-sia dalam kematian brutal oleh organisasi teroris. Bishop mengatakan Bilardi pergi ke Irak dan Suriah pada Agustus 2014.
Pada Rabu, ISIS mengklaim Abu Abdullah al-Australi tewas bersama militan asing ISIS lainnya dalam serangan bom bunuh diri di kota Ramadi, Irak. ISIS menyertakan foto-foto termasuk foto serangan di provinsi Anbar.
Salah satunya foto pemuda yang mirip dengan Bilardi. PM Tony Abbott mengatakan situasi ini sangat menakutkan karena terkait kematian generasi muda. ''Sangat penting melakukan apapun demi melindungi generasi muda dari ideologi ekstrem dan alien ini,'' kata dia.
Bishop mengatakan paspor Australia Bilardi telah dibatalkan pada Oktober tahun lalu atas saran dari badan keamanan Australia. Ia tak akan bisa kembali ke Australia.
Menurutnya, sedikitnya ada 90 warga Australia di Irak dan Suriah yang bergabung dengan ISIS. Sedikitnya 20 orang diantara mereka telah dikonfirmasi tewas. Sekitar 100 paspor warga lain telah dibatalkan.
Foto remaja 18 tahun tersebut beredar luas di Twitter Desember lalu. Dalam foto tersebut tampak Jake duduk memegang senapan diapit dua pria yang diyakini anggota ISIS. Saat itu dia diduga remaja Inggris. Sejumlah media Barat menjulukinya "jihadi putih" sebelum identitasnya diketahui.