REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir mengatakan
Kementerian Luar Negeri akan meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pihak keamanan Turki. Salah satunya adalah dengan mengirim satu tim lagi ke Turki untuk memperkuat kerjasama dengan negara tersebut.
"Kami akan kirim keamanan ke Turki untuk melakukan investigasi 16 WNI dan hubungan kedua negara secara keseluruhan," ungkap Tata sapaan akrabnya kepada Republika, Jumat (13/3).
Sebelumnya, Kemenlu juga sudah mengirimkan Tim Lintas Kementrian ke Turki. Tim yang berjumlah kurang dari lima orang tersebut berangkat sejak Sabtu (7/3) kemarin.
Tim tersebut dikirim untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Turki. Keberadaan mereka di Turki juga belum bisa bisa ditentukan batas waktunya. Selama pemerintah Turki masih membutuhkan, mereka masih akan tetap di Turki.
Perlu diketahui, Pemerintah Turki menangkap 16 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat dikabarkan hilang dan disinyalir akan bergabung dengan kelompok Islamic State of Irak dan Syria (ISIS). Namun, 16 WNI tersebut berbeda identitasnya dengan 16 WNI yang memisahkan diri saat ikut tur ke Istanbul, Turki.
Adapun ke-16 WNI ditangkap saat akan menyeberang ke Suriah melalui jalur yang selama ini sering digunakan simpatisan ISIS. Ribuan warga asing dari lebih 80 negara, termasuk Inggris, Eropa, Cina dan AS telah bergabung dengan ISIS dan kelompok radikal lain di Suriah dan Irak. Sebagian besar masuk melalui Turki.