REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA--Hujan intensitas tinggi kembali mengguyur Kabupaten Buleleng, Jumat (13/3) pagi dan menyebabkan banjir. Sejumlah sekolah pun memilih memulangkan seluruh siswanya lebih cepat.
Buleleng adalah salah satu wilayah di Bali yang sering dilanda banjir ketika musim penghujan setiap tahunnya. Tak hanya di Sukasadar, banjir di Buleleng juga melanda desa-desa di kecamatan lainnya. Di Kecamatan Seririt misalnya, banjir menyebabkan lalu lintas Seririt-Gilimanuk macet. Aktivitas warga pun lumpuh.
Kondisi terparah banjir sepinggang orang dewasa terjadi di Desa Bubunan, Sulanyah, dan Banjarasem. Ada sekitar 200 rumah tergenang air akibat tanggul bocor.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan banjir di Buleleng diakibatkan pendangkalan sungai karena volume sampah yang memenuhi sempadan sungai. Suradnyana pun meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan kajian terkait ini dan menyiapkan normalisasi anak-anak sungai untuk mengantisipasi banjir di lain waktu.
"Keberadaan rumah-rumah di pinggir sungai yang melanggar aturan juga perlu ditindak tegas sebab ini merugikan orang banyak," katanya.
Sejauh ini, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng telah mengucurkan bantuan sembako dilima desa dan kelurahan di Seririt. Bantuan berupa beras, pakaian, dan perlengkapan tidur ini diberikan kepada seluruh warga yang menjadi korban banjir.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Bali menyatakan musim hujan di Bali terbilang mundur. Awalnya, musim hujan diperkirakan selesai pada Februari, namun mundur ke Maret. BMKG Bali sudah mengimbau masyarakat supaya lebih waspada, khususnya akan bencana banjir dan longsor.