Sabtu 14 Mar 2015 17:40 WIB

Islah PPP Setujui Dukung Pemerintahan Jokowi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Suryadharma Ali (dua dari kanan).
Foto: Republika/Wihdan H
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Suryadharma Ali (dua dari kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kepengurusan Partai Persatuan Pembang-unan (PPP) menapaki jalan maju untuk berdamai. Ketua Umum PPP Mukhtamar Jakarta, Djan Faridz menyambut baik keinginan Ketum PPP Mukhtamar Surabaya, Rommahurmuziy untuk melanjutkan islah.

Djan mengatakan, komunikasi perbaikan hubungan dua kepen-gurusan partai tersebut berhasil menyepakati salah satu poin penting. Yaitu, dua kepengurusan PPP, setuju untuk menjadi bagian dari barisan pendukung pemerintah. "PPP Mukhtamar Jakarta, sejak awal adalah pendukung pemerintahan. (Jokowi - JK)," kata dia, lewat pesan singkatnya, Sabtu (14/3).

Dua kepengurusan PPP bertemu di Batam, pada Jumat (13/3). Pertemuan itu dimotori Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi). Pertemuan tersebut, bermaksud memberikan harapan baru, agar dua pertikai berdamai. Meskipun dalam pertemuan itu belum menghasilkan kepengurusan PPP yang baru.

Seperti diketahui, PPP pecah jadi dua. Kelompok pertama kepengurusan PPP hasil Mukhtamar Surabaya, pimpinan Romy, panggilan Rommahurmuziy. Kepengurusan lainnya, dipimpin Djan lewat Mukhtamar Jakarta. Dua kepengurusan PPP ini pun punya sikap politik berbeda terhadap pemerintah.

PPP Mukhtamar Surabaya, sejak awal memilih untuk menjadi bagian dari pemerintah. Sedang Djan, mendapat 'warisan' si-kap politik dari Ketua Umum PPP (sebelumnya), Surya Dhar-ma Ali, yang terafiliasi ke barisan oposisi pemerintah berna-ma Koalisi Merah Putih (KMP).

Djan mengatakan pertemuan di Batam, menjadi jembatan penting untuk kembali menyatukan kepengurusan partai. Dikatakan mantan Menteri Perumahan Rakyat ini, selain setuju soal platform politik mendukung pemerintah itu, b-ahasan lainnya ialah akan mengarah pada struktur kepen-gurusan partai yang baru.

Ditanya soal satu sikap dalam hasil islah tersebut diartikan sebagai langkah hengkang PPP dari KMP, Djan memilih untuk tidak menjawab. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement