Sabtu 14 Mar 2015 18:23 WIB

Tren Batu Akik Buka Lapangan Kerja Baru di Bukittinggi

Bahan baku batu akik
Bahan baku batu akik

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Tren masyarakat memakai batu akik memberi keuntungan bagi masyarakat Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat ini semakin banyak warga yang menjadi penjual dan pengrajin 'ikat' batu akik.

"Batu akik membuka lapangan kerja, potensi yang positif untuk dikembangkan," kata Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis.

Ia menjelaskan, meski Kota Bukittinggi tidak memiliki potensi tambang batuan, tetapi daerah sekitarnya memiliki hal tersebut, seperti Darmasraya dan Pasaman. Potensi batu akik dari sejumlah daerah di sekitar Kota Bukittinggi dibawa ke kota setempat untuk cenderamata para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi.

"Bukittinggi ini destinasi wisata utama di Sumatera Barat. Ini dimanfaatkan untuk menawarkan kepada penggemar batu akik," ujarnya.

Ia menyebut selama ini pedagang batu akik menggelar dagangan mereka di Pasar Atas, dekat ikon pariwisata daerah setempat yang berupa Jam Gadang. Jumlah pedagang batu akik di tempat tersebut, katanya, tercatat 60 orang.

Akan tetapi, tren batu akik telah membuat jumlah mereka semakin banyak dengan tempat berjualan yang makin meluas. Kalau sebelumnya, katanya, pembicaraan tentang batu akik sebatas di kampung-kampung dan warung kopi, saat ini juga terjadi di rumah-rumah warga dan berbagai objek wisata lainnya di Bukittinggi.

"Muncul pula perajin 'ikat' batu akik dari perak atau tembaga, muncul penjualan bongkahan batu akik dan pengasah. Mereka saling bersinergi. Ada harga batu akik yang mencapai Rp500 ribu hingga satu juta rupiah," katanya.

Selain itu, katanya, sejumlah pihak menggelar kontes batu akik dengan pemenangnya mendapat sertifikat sehingga harga batu akik yang bersertifikat semakin tinggi. Ia mengatakan, Kota Bukittinggi mendapatkan keuntungan terkait dengan tren kegemaran warga mencari batu akik.

"Keuntungan Bukittinggi lebih pada peranan perdagangan karena yang selama ini hanya di pasar, telah berkembang pula penjualannya di berbagai objek wisata dan tepi-tepi jalan," ujarnya.

"Sampai dengan saat ini, kami belum memungut retribusi untuk pedagang batu akik. Ini memberi keuntungan kepada masyarakat, yang penting, aktivitas mereka tidak mengganggu kepentingan umum," jelasnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement