REPUBLIKA.CO.ID, STRASBOURG -- Seorang politikus Muslim bercadar asal Turki akan menuntut otoritas bandara Perancis setelah dipaksa untuk melepas jaketnya di pos pemeriksaan keamanan. Inisiden tersebut mencerminkan meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa.
"Saya telah tinggal di Eropa selama 31 tahun," ujar Keadilan dan wakil perwakilan Pembangunan (AK) Partai di Brussels, Asiye Bilgin seperti dilansir Onislam, Ahad (14/3).
Ia mengatakan, selama ini ia seringkali menghadapi perilaku diskriminasi. Namun, kejadian di bandara Prancis merupakan tindakan diskriminasi yang membuat ia merasa dipermalukan di depan orang banyak. Ini dikarenakan, ia hanya mengenakan kemeja tanpa lengan. Dan petugas memaksa ia untuk membuka jaket di depan umum walau ia telah menolaknya.
Ketika Bilgin menolak untuk membuka jaketnya, seorang petugas keamanan berteriak padanya untuk membuka jaket tersebut. Permintaan Bilgin untuk membuka jaket di ruang pribadi juga ditolak oleh petugas.
"Apa yang Anda lakukan adalah melawan kebebasan beragama dan hak asasi manusia," katanya kepada petugas keamanan.
Mengomentari insiden tersebut, kepala pos kontrol penumpang di bandara Strasbourg membantah apa yang telah disampaikan politisi Turki tersebut.
Anggota parlemen dari AKP ini mengajukan keluhan terhadap perlakuan diskriminatif di bandara serta memberikan informasi palsu kepada penumpang. "Semua wanita Muslim, terutama yang memakai jilbab, bisa menghadapi perlakuan tidak manusiawi meskipun nilai-nilai universal," kata Bilgin.