Ahad 15 Mar 2015 18:02 WIB

'Berapa pun Jumlah Tunjangan PNS, yang Penting Cepat Turun'

Rep: C11/ Red: Djibril Muhammad
Petugas kebersihan mengeruk endapan lumpur di Kali Pesanggrahan, Jakarta, Jumat (6/3).   (Antara/Hafidz Mubarak)
Petugas kebersihan mengeruk endapan lumpur di Kali Pesanggrahan, Jakarta, Jumat (6/3). (Antara/Hafidz Mubarak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggaran Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) masih menjadi salah satu pembahasan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2015.

Anggaran belanja pegawai yang mencapai Rp 19,08 triliun dinilai Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) masih harus dikaji ulang.

Salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Dinas Kebersihan, Anditya mengatakan tidak mempermasalahkan berapa pun jumlah tunjangan yang akan turun. Menurutnya, yang paling terpenting tunjangan seharusnya bisa lebih cepat dicairkan.

"Kalau saya yang penting mau dikasih atau tidak yang penting cepet turun. Berapa pun nilainya terserah pimpinan," kata Anditya, Ahad (15/3).

Anditya mengatakan, meskipun tunjangannya belum turun, ia masih tetap bisa bertahan hidup karena istrinya juga ikut kerja. Sementara gaji yang diterima ia sesuaikan dengan kebutuhan hidupnya.

Lain halnya dengan salah satu petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Jakarta Timur, Gustiandi Gandi. Menurutnya tunjangan yang jika memang akan keluar berbeda dengan besaran tahun lalu, masih tetap dinilai kurang.

"Tunjangan seperti itu menurut saya tidak wajar. Coba saja bandingkan dengan petugas kebakaran di luar negeri, sangat jauh. Secara kerja ini kan bertaruh dengan nyawa," ujar Gustiandi.

Akan tetapi berapa pun jumlah tunjangan yang akan dikeluarkan, ia mengatakan tetap mensyukurinya. Sebab. Gustiandi telah lama menanti diturunkannya tunjangan dari Pemprov.

"Tapi masalah naik atau enggaknya, saya tidak terlalu berharap. Mau sama saja gak masalah, kalau dinaikin ya alhamdulillah," kata Gustiandi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement