REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Dimyati Natakusumah mengatakan belum terjadi islah antara kubu Djan Faridz dengan kubu Romahurmuziy.
Padahal diketahui sebelumnya telah terjadi pertemuan Djan dengan Romi (panggilan
Romahurmuziy) dalam pelaksanaan Muktamar Persaudaraan Muslimin Indonesia Parmusi) di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/3) pekan lalu.
"Saya rasa belum," ujar Dimyati saat dihubungi ROL, Ahad (15/3).
Ia mengutarakan alasan belum terjadinya islah karena masih ada intervensi dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoly.
Intervensi tersebut masih mempengaruhi keputusan kubu Djan untuk mengambil langkah islah. Terlebih Yasona sudah mengesahkan hasil Muktamar Surabaya sebagai pemenang.
Walaupun belum menentukan langkah bergabung dengan Romi, ia mengaku akan mendukung Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya. Ia juga tidak menginginkan adanya perpecahan yang terjadi berlarut -larut.
Partai berlambang Kabah ini memang tengah dilanda prahara perpecahan anggotanya. Konflik ini bermula sejak Pilpres 2014 lalu. Dimana kedua pihak pecah dengan mendukung masing-masing pilihan pasangan presiden.
Kubu Djan bersama Suryadharma Ali mendukung Koalisi Merah Putih (KMP) sedangkan Romi bersama anggotanya mendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Perpecahan tersebut lantas berlanjut dengan Muktamar masing-masing pihak sehingga menghasilkan dua ketua umum dalam satu partai. Menteri Yasonna mengambil langkah dan mengesahkan kubu Romi sebagai Ketua Umum PPP.