Ahad 15 Mar 2015 21:15 WIB

'Masih Proses Peradilan, Belum Ada Islah PPP'

Rep: C26/ Red: Djibril Muhammad
  Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (kedua kiri) berpelukan dengan Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azwar (kiri) disaksikan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zuber (kanan) usai rapat pleno di Jakarta, Selasa (22/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (kedua kiri) berpelukan dengan Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azwar (kiri) disaksikan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zuber (kanan) usai rapat pleno di Jakarta, Selasa (22/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hasrul Azwar mengatakan belum ada islah yang terjadi di PPP antara kubu Romahurmuziy dengan kubu Djan Faridz.

Padahal sebelumnya dua ketua umum ini bertemu dalam Muktamar Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Batam, Kepulauan Riau beberapa hari lalu.

"Belum ada. Masih proses pengadilan," ujar Hasrul saat dikonfirmasi ROL, Ahad (15/3).

Ia mengaku belum ada pembicaraan untuk berdamai di antara kedua pihak tersebut. Kubu Romi (panggilan Romahurmuziy), menurutnya akan menunggu proses pengadilan yang masih berlangsung.

Prosesnya masih bergulir di Mahkamah Agung (MA) setelah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengajukan kasasi atas keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara menyatakan SK Menkumham dibatalkan.

Saat ditanya jika kemungkinan kubu Djan akan bergabung dengan pihak yang didukungnya, ia menolak berkomentar banyak. Ia mengatakan untuk melihat dahulu perkembangan kasus ke depannya.

Baginya hal yang belum pasti tidak bisa diprediksi sekarang. Tak ada upaya khusus yang direncanakannya jika kubu Djan benar-benar bergabung akhirnya.

Polemik partai berlambang Ka'bah ini terbilang cukup panjang. Bermula sejak Pilpres 2014 hingga saat ini konflik belum terselesaikan. Masih ada dua ketua umum yang menjabat di PPP.

Masing-masingnya memiliki susunan pengurus dan mendukung koalisi pemerintahan yang berbeda. Djan dengan dukungannya kepada Koalisi Merah Putih (KMP) sedangkan Romi mendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement