REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta dijadwalkan mulai melakukan ekskavasi jalan masuk ke Gapura Candi Ratu Boko, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (16/3).
"Pemugaran jalan masuk Gapura Candi Ratu Boko tersebut memakan waktu sekitar 2,5 bulan, proses pemugaran ini dapat dimanfaatkan pengunjung yang mempunyai minat khusus berkaitan dengan ekskavasi, terutama turis-turis asing," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti, Ahad.
Menurut dia, pemugaran jalan masuk ke Gapura Candi Ratu Boko ini tidak akan terlalu mengganggu pengunjung yang datang di objek wisata sejarah budaya tersebut.
"Pemugaran ini nanti justru bisa menjadi salah satu daya tarik. Wisatawan yang mempunyai minat khusus, ingin melihat langsung bagaimana pemasangan batu-batu candi seperti aslinya," katanya.
Ia mengatakan, wisatawan yang mempunyai minat khusus tersebut, pengalamannya terutama wisatawan manca dari Jepang, karena dinegara mereka tidak mempunyai candi.
"Mereka biasanya terheran-heran. Batu-batu candi disatukan kembali seperti aslinya," katanya.
Wahyu mengatakan, jalan masuk ke gapura yang akan dipugar tersebut saat ini bukan dalam bentuk aslinya, yakni memakai konblok, terpaksa dipasang karena untuk peresmian yang dilakukan Presiden Soeharto sekitar 1996-1997.
"Masyarakat sekitarnya selama ini belum tahu, kalau jalan masuk ke gapura itu bukan aslinya," katanya.
Candi Ratu Boko ini terletak di atas kawasan perbukitan Prambanan di wilayah Desa Bokoharjo dan Sambirejo, Prambanan, Sleman. "Dengan adanya ekskavasi seperti ini, diharapkan pengunjung bisa meningkat. Ini kan menjual, menjadi atraksi wisata khusus," katanya.
Ia mengatakan, dalam pemugarannya ini BPCB Yogyakarta tidak hanya bekerja bersama dengan para ahli, namun juga tetap melibatkan masyarakat setempat.