REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Nurdin Halid mengatakan partainya tetap solid, meski saat ini tengah diguncang permasalahan internal.
"Kami sampai saat ini tetap solid, hanya saja sedang diobok-obok oleh oknum penguasa. Bukan penguasa, tetapi oknumnya," ujarnya di Denpasar, Ahad (15/3).
Menurut dia, meski Partai Golkar dihadang berbagai masalah tetap solid dan bisa mengikuti pemilihan kepala daerah berdasarkan Munas VIII di Riau yang sampai saat ini sah di Kemenkumham.
Ia juga memberikan kesempatan kepada para kader potensial untuk mengikuti proses tahapan penjaringan sesuai aturan yang berlaku dan akan diproses di internal partai.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Bali, Ketut Sudikerta juga menyatakan hal yang sama bahwa kader partainya sampai saat ini tetap solid, terbukti dari kehadiran pada saat Rakorda.
"Rakorda saat ini dihadiri oleh seluruh Ketua DPD II Kabupaten/Kota, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota, selain juga dihadiri oleh sesepuh partai di Bali," jelasnya.
Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali bersama para kadernya hanya mengakui kepengurusan hasil Munas di Nusa Dua, Bali, dan tidak mengakui Munas Ancol, Jakarta.
Seperti diketahui, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mengakui kepengurusan DPP Partai Golkar versi Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono.
Menurut Pasal 32 ayat 5 Undang-Undang Parpol Nomor 2 Tahun 2011, putusan mahkamah partai bersifat final dan mengikat. Dan dasar tersebut yang menjadi landasan Menkumham untuk mengakui kepengurusan Golkar versi Munas Ancol.
Sudah disampaikan bahwa perselisihan hasil Munas Bali dan Ancol masalah internal yang harus diselesaikan di internal yaitu melalui Mahkamah Partai.