REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Dua serangan bom menyerang dua gereja di kota Lahore, Pakistan pada Ahad (15/3) kemarin. Sebanyak 14 orang tewas dalam peristiwa tersebut, sementara 70 orang lainnya mengalami luka-luka.
Serangan tersebut memicu para warga untuk membunuh dua orang pria yang dicurigai terlibat dalam serangan tersebut, selain membunuh, para warga juga membakar kedua jenazah tersebut.
Massa juga menutup sebuah jalan di dekat tempat kejadian dan membakar sejumlah barang serta menyerang sebuah bus stasiun, seperti dilaporkan stasiun TV setempat. Mereka juga menuntut agar keamanan ditingkatkan.
Seperti yang dilansir dari BBC News, Senin (16/3) Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, dan Presiden Mamnoon Hussain, mengecam aksi penyerangan tersebut.
Sementara itu, kelompok militan Jamatul Ahrar mengeluarkan pernyataan bertanggung jawab atas serangan yang terjadi. Menurut keterangan beberapa saksi mata, aksi penyerangan dilakukan oleh para pelaku bom bunuh diri. Namun pihak polisi belum bisa memastikan para pelaku bom bunuh diri tersebut melakukan aksinya.
Adapun penyerangan terhadap umat Kristen di Pakistan bukan yang pertama kali. Umat yang jumlahnya sekitar 2 persen dari 180 juta penduduk Pakistan ini seringkali menjadi sasaran bagi kelomok militan.
Pada tahun 2013, lebih dari 80 orang tewas dalam sebuah serangan bom di gereja di Peshawar, yang merupakan serangan terbesar atas umat Kristen di Pakistan.