REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI menyatakannya pasukannya siap jika pemerintah menghendaki TNI turun tangan dalam memburu kelompok teroris jaringan Santoso dan Daeng Koro, yang selama ini diduga berada di sekitar wilayah pegunungan Poso.
Saat ini TNI sedang melakukan persiapan terakhir latihan perang Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Rencananya latihan perang PPRC ini akan melibatkan semua pasukan khusus di tiga angkatan, yaitu Kopassus dan Kostrad (TNI AD), Marinir dan Kopaska (TNI AL), serta Kopaskhas (TNI AU).
Latihan PPRC, kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad Basya, memang menjadi agenda tahunan dari TNI. Lokasinya pun bisa dipilih di seluruh wilayah Indonesia. "Untuk tahun ini, kebetulan latihan PPRC itu akan digelar di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah," kata perwira tinggi bintang dua TNI AD tersebut saat dihubungi Republika Online (ROL), Senin (16/3).
Namun, Fuad membantah, jika latihan perang ini disiapkan secara khusus untuk bisa membasmi kelompok teroris di Poso, terutama jaringan Santoso atau Abu Wardah dan jaringan Daeng Koro. Kendati begitu, Fuad tidak menutup kemungkinan jika nanti TNI bisa turun tangan dalam membantu kepolisian dalam menangani masalah teroris tersebut.
''Jika memang dikehendaki (oleh Pemerintah), kami bisa turun tangan. Ini membuktikan kami dapat ikut mengatasi berbagai pemasalahan di seluruh wilayah Indonesia,'' ujar Fuad.
Tidak hanya itu, dengan digelarnya latihan perang PPRC ini dapat muncul efek gentar detterence effect terhadap kelompok-kelompok yang dianggap mengganggu keamanan dan kedaulatan negara. Fuad pun menyebutkan, jika diminta untuk turun, prajurit TNI akan selalu siap dalam membantu tugas-tugas kepolisian.
Terkait keterlibatan TNI dalam pemberantasan terorisme di Indonesia, Fuad mengungkapkan, untuk saat ini ancaman terorisme di Indonesia skalanya masih kecil atau low intensity . Karena itu, upaya pemberantasan dan penanggulangan terorisme itu masih menjadi ranah dari pihak kepolisian. ''Namun jika sudah mengganggu kedaulatan dan pertahanan negara, kami akan langsung turun tangan. Itu juga sudah menjadi tugas pokok kami,'' ujarnya.
Sementara terkait operasi di Poso, lanjut Fuad, saat ini pihak kepolisian tengah melakukan operasi-operasi kecil pemberantasan terorisme. TNI masih dalam proses menunggu dan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.