REPUBLIKA.CO.ID, YANGON, MYANMAR -- Meski mendadak tidak mendapat izin melakukan pelayanan medis secara langsung, relawan Mer-C Indonesia yang menjalankan misi kemanusiaan di provinsi Rakhine, Myanmar bulan Februari lalu berhasil masuk ke lebih dari tiga kamp.
Dengan kesempatan itu Mer-C bisa melakukan pengamatan lebih detail terkait kondisi yang ada di lapangan, khususnya untuk fasilitas kesehatan.
Tonggo Meaty Fransisca selaku ketua tim mengatakan, dari hasil pengamatan di lapangan, pihaknya menyimpulkan bahwa sejak tahun 2012, ketika Mer-C memberangkatkan tim untuk melakukan assesment dan penyaluran bantuan medis tahap awal, telah terjadi banyak perubahan.
Sistem pelayanan kesehatan, khususnya di dalam kamp saat ini telah berjalan baik. Namun prasarana penunjang kesehatan di sana masih kurang.