REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 16 warga negara Indonesia (WNI) ditahan otoritas Turki saat mereka hendak melintasi perbatasan Turki-Suriah. Otoritas Turki menyatakan, para WNI itu hendak bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah melalui jalur Turki.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki (PPI Turki) Rizky Noviyanto membantah jika pelajar Indonesia di Turki terlibat atau membantu secara aktif maupun pasif WNI yang ingin bergabung dengan ISIS. "Berita tersebut tidak benar," papar Rizky dalam keterangan tertulis yang diterima Republika Online, Senin (16/3).
Rizky melanjutkan, pelajar Indonesia di Turki adalah generasi muda bangsa yang tumbuh dengan rasa kebangsaan dan nasionalisme yang kuat. "Hal ini dicerminkan dengan pelbagai prestasi yang diraih oleh mahasiswa Indonesia di seluruh Turki dalam bidang akademik maupun non-akademik," ungkapnya.
Ia menegaskan tidak mungkin pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPI Turki mendukung ISIS. "Visi dan misi PPI Turki secara absolut bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut ISIS," kata Rizky.
Rizky juga menyebut saat ini negara Turki masih aman dan kondusif untuk mendukung aktivitas belajar dan keperluan wisata. "Pelajar Indonesia di Turki juga tetap melakukan aktivitas seperti biasa sehingga diharapkan keluarga maupun kerabat di tanah air tidak khawatir," sebutnya.