REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajar Indonesia di Turki disebut-sebut ada kaitan dengan bergabungnya WNI ke ISIS lewat Turki. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki (PPI Turki) menggelar audiensi dengan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana di KBRI Ankara, Ahad (15/3).
Wardana menegaskan para pelajar Indonesia di Turki bukan penyalur WNI yang akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS.
"KBRI mendukung kegiatan positif yang diadakan oleh berbagai organisasi pelajar Indonesia di Turki sebagai upaya untuk menghindari penyebaran paham radikalisme," kata Wardana dalam siaran pers yang diterima Republika Online, Senin (16/3). (Baca Juga: PPI Turki Bantah Pelajar Indonesia Bantu WNI Gabung ISIS)
Duta Besar menambahkan pihaknya juga sudah melakukan kontak dengan 16 WNI yang diamankan di perbatasan Turki-Suriah.
"KBRI sudah menangani 16 WNI yang diamankan oleh pihak keamanan Turki di perbatasan Turki-Suriah. Saat ini kami tengah melakukan negosiasi dengan pihak yang berwenang agar mereka dapat dipulangkan kembali ke Indonesia," kata Wardana.
Sedangkan untuk 16 WNI yang hilang di Istanbul, lanjutnya, pemerintah Republik Turki telah melakukan upaya maksimal dan akan melaporkan kembali perkembangan pencarian tersebut kepada KBRI pada 16 Maret mendatang.
Semenjak konflik di Suriah meletus pada 2008, gelombang pengungsi terus berdatangan memasuki wilayah negara Turki. Saat ini setidaknya terdapat 1,7 juta pengungsi dari Suriah di berbagai wilayah khususnya di dekat perbatasan Turki-Suriah.
"Para pengungsi tersebut memilih menyebrang perbatasan menuju Turki untuk mencari keamanan dan menghindari perang. Jangan sampai WNI dari negara kita justru mendatangi lokasi konflik," lanjut Wardana.