REPUBLIKA.CO.ID, MANILA-- Pasukan keamanan Filipina menangkap kepala kelompok kecil garis keras, yang ikut melindungi salah satu teroris paling dicari Amerika Serikat, kata militer, Senin (16/3).
Mohammad Ali Tambako ditahan bersama lima pembantunya ketika mengendarai motor becak di jalan utama di dekat kota besar selatan, Ahad (15/3) malam, kata kepala militer Jenderal Gregorio Catapang kepada wartawan.
Penangkapan Tambako itu merupakan bagian dari serangan terhadap kelompok-kelompok serpihan yang menentang perjanjian dengan kelompok terbesar pemberontak Muslim Filipina. Perjanjian itu ditujukan untuk mengakhiri pemberontakan separatis yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Pemberontakan telah menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan nyawa.
Tambako adalah kepala Keadilan untuk Gerakan Islam (JIM), yang hanya mempunyai 70 anggota namun telah memainkan peranan kunci dalam kekerasan-kekerasan maut belakangan ini, termasuk pembataian massal terhadap 44 polisi, menurut Catapang.
Ia mengatakan Tambako telah membantu melindungi Abdul Basit Usman, seorang perancang bom asal Filipina dan selama ini dicari-cari oleh Amerika Serikat dengan iming-iming imbalan sebesar satu juga dolar AS (Rp13,2 miliar) bagi yang bisa menangkapnya.
"Ia dilaporkan melindungi pembom terkenal Basit Usman dan lima teroris luar negeri," kata Catapang.
Ia menyatakan harapan bahwa, setelah sekarang Tambako berada dalam penahanan, Usman dan sosok-sosok lainnya juga akan segera ditahan. Polisi pada 25 Januari melakukan penggerebekan yang kacau di wilayah pemberontak Muslim.
Penggerebekan dilancarkan untuk membunuh atau menangkap Usman serta satu pria lainnya yang berada dalam daftar teroris paling dicari AS, yaitu warga Malaysia bernama Zulkifli bin Hir. Zulkifli dilaporkan terbunuh namun Usman berhasil melarikan diri sementara para pemberontak Muslim menewaskan 44 personel polisi setelah menjebak mereka di sebuah ladang jagung.