REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS dinilai merugikan nelayan yang menjadi pemilik kapal karena suku cadang kapal masih banyak yang diimpor.
"Pelemahan rupiah sangat merugikan banyak pihak di Indonesia. Misalnya, nelayan yang membutuhkan penggantian 'sparepart' kapalnya, akan merasakan dampak keras dari akibat pelemahan rupiah," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (17/3).
Menurut Yugi, dampak keras tersebut antara lain karena pembelian suku cadang kapal harus melalui mekanisme impor. Selain itu, ujar dia, dampak pelemahan rupiah juga dirasakan oleh pengusaha perikanan berorientasi impor yang bahan bakunya harus diimpor dari luar negeri.
Ia mencontohkan, pakan ikan dan impor ikan berkelas dari luar negeri seperti ikan salmon dan "king crab Alaska", yang harus segera mengubah tarifnya. Jika tidak segera mengubah tarifnya, Kadin mengingatkan bahwa pengusaha tersebut akan semakin tertekan dengan pelemahan rupiah yang terus berlanjut.
"Kalau tidak ada penyesuaian, maka akan semakin berat. Mau sampai berapa hitungan dolar Amerika saat ini, semakin sulit ditebak," ujarnya.