Selasa 17 Mar 2015 20:40 WIB

Transaksi Pameran Akik di Sampit Capai Ratusan Juta

 Pengunjung berjejal pada pameran batu mulia atau batu akik Gem Stone Festival yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Selasa (24/2).  (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung berjejal pada pameran batu mulia atau batu akik Gem Stone Festival yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Selasa (24/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Transaksi jual beli batu akik selama pameran di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ratusan juta rupiah.

"Ini pameran perdana di daerah kita dan tanggapan masyarakat ternyata sangat bagus. Kalau kami perkirakan, selama dua hari saat pameran berlangsung itu, omzet atau transaksi yang terjadi lebih dari Rp200 juta," kata Ketua Perkumpulan Perkumpulan Pecinta Batu Kotawarungin Timur Ahmad Yani di Sampit, Selasa (17/3).

Pameran batu akik digelar di halaman salah satu surat kabar lokal. Peminatnya cukup banyak, bahkan selain 20 meja yang disiapkan panitia, ada pula peserta yang rela menggelar di lapak seadanya atau sambil berjalan.

Menurut Yani, omzet peserta bervariasi antara Rp 2 juta hingga Rp 15 juta. Yani sendiri mengaku mendapatkan omzet mencapai Rp 8 juta selama dua hari pameran berlangsung dengan menjual bahan batu mentahan atau yang belum digosok menjadi batu mata cincin.

Peserta tidak hanya berasal dari Kotawaringin Timur, tetapi ada juga yang berasal dari kabupaten tetangga seperti Seruyan, bahkan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sedangkan pembeli umumnya dari berbagai lapisan masyarakat di Kotim.

"Bahan batu saya dibeli oleh salah satu hakim di Sampit. Kalau saya menjualnya dengan harga antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Nanti pembeli yang menggosok sendiri untuk membuat batu menjadi mata cincin," jelas Yani.

Selama pameran, jenis batu yang paling diminati pembeli adalah jenis kecubung ungu yang berasal dari Kabupaten Sukamara dan kawasan Gunung Agung di kawasan hulu Sungai Mentaya. Ada pula peserta yang membawa batu akik dari kawasan Manis Mata, Kalimantan Barat.

Dia berharap kegiatan serupa makin sering digelar sehingga pelaku usaha batu di daerah ini bisa mendapatkan penghasilan lumayan. Selain itu, ajang seperti ini juga dapat mendorong promosi potensi daerah melalui batu akik asli Kalimantan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement