Selasa 17 Mar 2015 20:45 WIB

Salah Satu 16 WNI yang Tertangkap di Turki, Adalah Warga Bandung

Rep: C12/ Red: Winda Destiana Putri
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Salah satu dari 16 Warga Negara Indonesia yang ditangkap di Turki karena terduga terlibat jaringan ISIS, ternyata merupakan warga Kabupaten Bandung.

Warga tersebut laki-laki, bernama Asyahnaz Yasmin, dan tepatnya tinggal di Kampung Babakan Ciparay, Desa Rancakasumba Kecamatan Solokanjeruk.

"Ia memang anak kandungnya Mahfuouzt Firdaus. Benar dia warga Kabupaten Bandung," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung, Salimin, Selasa (17/3).

Dikatakan lebih lanjut, dari data kependudukan Kabupaten Bandung, Asyahnaz merupakan pria kelahiran Lampung, 7 Juli 1989. "Ayahnya pernah menikahi warga Lampung. Tapi mereka cerai tahun 1990," jelas Salimin.

Salimin menambahkan, Asyahnaz sempat hilang tanpa adanya komunikasi sekalipun, sejak 2010. Selama hilang itulah, kata Salimin, kabarnya Asyahnaz menetap di Jakarta.

Suatu saat, setelah 2010 itu, Asyahnaz kembali ke Kabupaten Bandung untuk mengurusi KTP. Bahkan, Asyahnaz pun sudah terdaftar dalam E-KTP. Tapi kartu itu belum keluar karena belum siap cetak. "Karena itu dia (Asyahnaz) pegang KTP yang lamanya," tutur dia. Salimin mengaku saat ini data-data lengkap tentang Asyahnaz sudah diberikan kepada polisi.

Saat ditanya tentang kasus yang menyeret Asyahnaz, Salimin mengaku tidak mengetahuinya secara detail. Sebab, Salimin hanya mengurus soal administrasi terkait data lengkap Asyahnaz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement