REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Korea Selatan dikabarkan akan menerapkan sistem pertahanan yang canggih milik Amerika Serikat (AS) untuk melawan ancaman rudal Korea Utara. Namun, Cina berharap Korsel mengurungkan niat tersebut.
Pemerintah Cina melalui Kementerian Luar Negerinya mengatakan, pengerahan sistem Pertahanan pada jarak Ketinggian Maksimal atau Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dikhawatirkan memperparah situasi yang sudah rapuh di semenanjung Korea.
"Kami mendesak negara-negara yang relevan untuk ekstra hati-hati dan berpikir dua kali sebelum bertindak," katanya dalam sebuah pernyataan, Senin (16/3)
Cina merupakan mitra Korsel terbesar dalam bidang perdagangan. Pada 2014 saja, total perdagangan antar keduanya mencapai 235,4 miliar. Angka itu jauh lebih besar dibanding total perdagangan dengan AS yang hanya mencapai 115,6 miliar dolar.
Presiden Korsel, Park Geun-Hye dan Presiden Cina, Xi Jinping juga memiliki hubungan dekat. Setidaknya, enam pertemuan puncak telah dilakukan sejak masa jabatan keduanya pada 2013 lalu.
Beijing juga sekutu utama Korut meski hubungan dengan Korut sedang dingin.