Selasa 17 Mar 2015 19:01 WIB

Bank Indonesia Pertahankan BI Rate

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.
Foto: epublika/Yasin Habibi
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen. Langkah tersebut untuk menjaga inflasi pada 2015 di level 4 plus minus 1 persen.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 Maret 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50 persen dan Lending Facility pada level 8,00 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam konferensi pers di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Selasa (17/3).  

Menurutnya, keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah.

Tirta mengatakan, keputusan tersebut telah melalui berbagai pertimbangan, termasuk nilai tukar rupiah yang semakin melemah. Serta faktor eksternal termasuk pemulihan ekonomi AS. Pemulihan ekonomi AS tersebut didukung konsumsi yang meningkat dan turunnya harga minyak serta membaiknya kondisi ketenagakerjaan. 

Hal itu mendorong penguatan dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia serta meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.  Di samping itu, faktor eksternal langkah Quantitative Easing oleh Bank Sentral Eropa dan pengaruh kebijakan the Fed terhadap pergerakan arus modal global ke emerging markets.

Sementara, perekonomian China diperkirakan terus melambat seiring penurunan investasi. Harga komoditas global, termasuk harga minyak, diperkirakan masih berada pada level yang rendah, meskipun terdapat peningkatan dibandingkan level terendahnya pada bulan Januari 2015.

Di sisi lain, investasi diperkirakan masih tumbuh terbatas di triwulan I 2015 namun akan meningkat pada triwulan-triwulan selanjutnya dari peningkatan belanja modal pemerintah.  Pertumbuhan ekonomi pada 2015 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,4-5,8 persen.

Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan investasi yang meningkat dengan realisasi berbagai proyek infrastruktur dan perbaikan iklim investasi, di samping konsumsi masyarakat dan ekspor yang secara gradual akan membaik.

Di samping itu, neraca perdagangan pada Februari 2015 kembali mencatat surplus, terutama didorong oleh surplus non migas. Pada Februari 2015, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 0,74 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut terutama ditopang oleh surplus neraca non migas sebesar 0,57 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement