REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, mengatakan hak angket yang ditujukan pada dirinya dinilai terlalu personal. Yasonna mengatakan dirinya terbuka atas kritik, jadi buat apa ada hak angket.
''Duduk lah baik baik. Kalau hak angket, saya rasa terlalu personal. Tapi saya kembalikan ke mereka, saya siap saja," ujar Yasonna saat ditemui di depan Kantor Kemenkumham, Jakarta, Selasa (17/3).
Yasonna mengatakan dirinya terbuka atas kritik. Jika ada yang tak sepakat atas kebijakan yang ia keluarkan, maka bisa saja melayangkan hak tanya atau setidaknya duduk bersama untuk meluruskan hal yang tidak sama.
Apalagi, menurut Yasonna, untuk melayangkan hak angket para pihak yang berencana mengajukan belum memenuhi prasyarat untuk mengajukan hak tersebut. Ia menyebut, jika memang ada yang salah mengapa tak dibicarakan secara terbuka. Bukan main serang secara fungsional seperti itu.
Yasonna pun mengklaim keputusan yang selama ini ia ambil melalui prosedur yang jelas dan berlandaskan fakta yang ada. Kalaupun ada yang tak suka atas keputusannya, ia pun tak menampik. Sebab, dalam memutuskan perkara dua orang yang berselisih pasti memiliki dampak tersendiri.
"Putusan ini memang simalakama, tapi bagaimanapun saya tetap harus bersikap kan," ujar Yasonna.