REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia telah mengumumkan rencana untuk membuat maskapai baru. Malaysia telah menandatangani kesepakatan dengan Bombardier senilai 1,5 miliar dolar AS untuk 20 pesawat baru. Operator baru itu disebut flymojo dan didasarkan dari Johor Baru di selatan dan Kota Kinabalu di Malaysia Timur.
Kesepakatan dengan Bombardier termasuk opsi untuk membeli 20 pesawat lagi dengan nilai mencapai 2,9 miliar dolar AS. Peluncuran maskapai baru diumumkan di pameran Langkawi International Maritime and Aerospace pada Selasa (17/3) yang dihadiri Perdana Menteri Najib Razak.
Wakil Menteri Transportasi, Aziz Kaprawi mengatakan, maskapai baru akan memainkan peran kunci dalam meningkatkan perjalanan udara antara Semenanjung Malaysia dan bagianlain di wilayah tersebut.
"Sebagai satu-satunya maskapai penerbangan yang memanfaatkan koridor selatan sebagai kantor pusatnya, flymojo akan mengubah Senai (Bandara di Johor Baru) menjadi daerah penerbangan dan logistik pusat logistik utama, menambah inisiatif pemerintah dalam pengembangan Iskandar Malaysia dan koridor selatan," kata Aziz dalam sebuah pernyataan oleh Bombardier, seperti dilansir BBC.
Pesawat-pesawat yang di pesan dari Bombardier adalah pesawat CS100 dengan kursi mencapai 125 orang. Laporan setempat mengatakan maskapai dijadwalkan mulai beroperasi pada Oktober tahun ini.
Malaysia telah menghadapi tiga musibah penerbangan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam insiden terbaru, pesawat AirAsia jatuh ke Laut Jawa saat dalam perjalanan dari Surabaya, Indonesia ke Singapura pada bulan Desember 2014 yang menewaskan 162 orang di dalamnya.
Pada bulan Juli 2014, sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia di Ukrania timur yang menewaskan 298 orang. Diikuti pesawat lain yang hilang tak lama setelah lepas landas dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret 2014. Hingga saat ini pesawat itu tidak punya jejak.