REPUBLLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Tony Abbott didesak untuk mempertahankan pemotongan anggaran sebesar 11 miliar dolar (atau sekitar Rp 110 triliun) dalam program bantuan luar negeri Australia.
"Ya, ada beberapa pengurangan sederhana dalam anggaran bantuan Australia mendatang. Anggaran bantuan kami telah berkembang sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir, dan kami pikir sangat penting untuk mengentikannya sesaat dan menguranginya sedikit, sebelum kemudian mulai tumbuh lagi dalam beberapa tahun," jelas PM Abbott konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, Rabu (18/3) pagi.
PM Nguyen, yang juga diminta untuk mengomentari pemotongan anggaran bantuan luar negeri Australia, tak memberikan komentar apa-apa. Vietnam merupakan negara di mana 1 dari 10 orang disana hidup dengan sekitar 1,64 dolar (atau Rp 16.400) setiap harinya.
Kedua pemimpin ini menandatangani perjanjian kemitraan komprehensif yang ditingkatkan, yang didasarkan dari dua perjanjian sebelumnya.
PM Abbott mengatakan, perjanjian itu akan mengarah ke kerjasama pertahanan yang lebih besar, termasuk latihan militer bersama yang akan diselenggarakan di Australia dan 120 personil militer Vietnam datang ke Australia untuk pelatihan.
PM Nguyen mengatakan, kedua pemimpin telah melakukan "pembicaraan substantif yang menghasilkan hasil luar biasa dalam semangat persahabatan, saling percaya dan saling pengertian".
Selain bertemu dengan PM Abbott, PM Nguyen juga bertemu dengan menteri senior Australia lainnya, dan Pemimpin Oposisi, Bill Shorten.
Sekelompok kecil pengunjuk rasa beraksi ketika PM Vietnam itu tiba di Gedung Parlemen Canberra pagi (18/3) tadi, berdemonstrasi menentang pelanggaran hak asasi manusia dan menyerukan demokrasi di Vietnam.