REPUBLIKA.CO.ID,YORKSHIRE -- Hal aneh terjadi pada seorang remaja di Yorkshire Selatan, Inggris akibat cedera otak. Setelah mengalami koma. ia justru menjadi kecanduan keju dan sering berkata kotor.
Remaja berusia 15 tahun, Kai Thomas mengalami koma setelah pendarahan di otaknya. Setelah sembuh ia memang sudah bisa beraktivitas normal.
Hanya saja ada kebiasaan aneh yang kemudian muncul yaitu ia menjadi sangat doyan keju dan sering berkata tidak sopan.
"Ia telah kecanduan keju dan dia tidak bisa berhenti mengumpat kata kotor," kata Ibunya Kai, Tracey Thomas seperti dikutip dari Mirror, Rabu (18/3).
Kejadian berawal pada Juni 2014, saat Kai yang pulang sekolah, tiba-tiba pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit oleh Tracey. Dokter mengatakan ada pendarahan di otaknya dan akhirnya remaja malang itu dioperasi.
Setelah operasi, ia koma selama sembilan hari. Setelah bangun dari koma, ia justru tidak mampu bergerak atau berbicara. Akhirnya setelah difisioterapi, Kai bisa beraktivitas normal.
Hanya saja muncul kebiasaan baru dimana dalam satu hari ia bisa menghabiskan beberapa blok keju. Selain itu, ia suka berteriak mengumpat dengan kata kotor.
Sang ibu pun langsung berkonsultasi dengan dokter terkait hobi baru Kai yang menyimpang. "Apakah cukup normal bagi orang untuk berperilaku lain setelah operasi otak?"
Menurut keterangan dokter untuk perilaku agresif mengumpatnya bisa dijelaskan secara medis. Sebab, trauma otak bisa berpotensi seseorang menjadi jauh lebih agresif. Namun, perilaku kecanduan keju tidak dapat dijelaskan dokter kaitannya.
Tracey menjelaskan dahulu Kai memang menyukai keju tapi tidak sefanatik saat ini. Ia bahkan harus membeli berbagai macam keju dalam jumlah banyak untuk memenuhi keinginan anaknya.
Walaupun demikian, Tracey merasa bersyukur pasca operasi tahun September 2014 kini buah hatinya sudah dapat menjalani harinya dengan normal. Ia sudah bisa kembali belajar di sekolah serta bimbingan rumah.
Sebuah lembaga amal untuk kasus cedera otak memberikan komentar terkait kasus anak ini. Menurut seorang juru bicara yang tak disebutkan namanya, ada masalah fisik, kognitif, emosional dan perilaku sebagai akibat dari cedera kepala tersebut.