Rabu 18 Mar 2015 18:40 WIB

ESDM Purwakarta: Penutupan Tambang Dilematis

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja menyelesaikan proses penambangan batu. Ilustrasi
Foto: Antara/Saiful Bahri
Pekerja menyelesaikan proses penambangan batu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta Akun Kurniadi mengaku, bila kawasan tambang batu ditutup total, maka Purwakarta akan kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 6 miliar. Akun mengungkapkan hal ini menyusul rencana Pemkab Purwakarta meniadakan (zero) kawasan pertambangan.

Meski begitu, Akun tak menampik besaran PAD tersebut memang tak sebanding dengan dampak kerusakan lingkungan, bila penambangan itu tetap dibiarkan. "Penutupan tambang sangat dilematis," ujarnya, Rabu (18/3).

Menurut Akun masih banyak warga setempat yang menggantungkan hidup dari tambang. Selain itu, ada sisi keuntungan yang diperoleh masyarakat Purwakarta. Dengan adanya area tambang itu, jadi harga pasir dan batu jauh lebih murah.

Kalau tambang itu ditutup, maka kebutuhan akan hasil tambang untuk sektor properti akan terganggu. Karena, biaya membeli materialnya akan melambung mahal. Sebab, material tambang nantinya akan didatangkan dari luar daerah.

"Tapi, bila penutupan ini yang terbaik, kita ikuti saja," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupaten Purwakarta, Iyus Permana, membenarkan, bila Kecamatan Sukatani, Plered dan Tegalwaru jadi kawasan industri baru. Saat ini, sudah ada dua investor yang hendak menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement