Kamis 19 Mar 2015 00:24 WIB

Militer Nigeria Desak Mundur Boko Haram

Rep: C07/ Red: Winda Destiana Putri
Militer Nigeria (ilustrasi)
Foto: [ist]
Militer Nigeria (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Tentara militer Nigeria mengumumkan telah mendesak mundur kelompok Boko Haram dari seluruh wilayah. Tersisa tiga distrik pemerintahan lokal yang masih dikuasai oleh kelompok militan yang mendeklarasikan diri ikut bergabung dengan ISIS beberapa waktu lalu.

Pada awal tahun ini, Boko Haram mengambil alih 20 wilayah pemerintah lokal demi membangun negara Islam di tengah penduduk dengan agama beragam di Nigeria.

Saat kunjungan ke London, Juru bicara pemerintahan Nigeria, Mike Omeri mengatakan bahwa militer Nigeria telah berhasil merebut 17 wilayah yang dikuasai oleh Boko Haram.

Boko Haram dapat dipukul mundur setelah adanya gempuran militer Nigeria bersama Kamerun dan Chad. Bahkan, pada akhir pekan lalu, Nigeria berhasil merebut kembali Bima, kota kedua terbesar di Borno.

Kepala staf tentara Nigeria, Letnan Jenderal Tobiah Minimah mengatakan masih ada tiga pemerintahan lokal yang belum direbut.

"Masih ada tiga wilayah yaitu Abadam, Kala-Balgem dan Gwoza, dan kami optimis seiring berjalannya waktu, kami akan membebaskan semuanya," jelasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).

Serangan ini berlangsung setelah protes yang dilayangkan ke Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan. Jonathan yang juga akan maju dalam pemilu selanjutnya ini dianggap tidak melakukan upaya keras untuk menyingkirkan Boko Haram.

Dalam beberapa bulan terakhir,Boko Haram juga telah memperluas serangan militer hingga ke lintas perbatasan Kamerun, Chad dan Niger. Hal inilah yang mendorong tetangga Nigeria membalas apa yang dilakukan kelompok militan Boko Haram. Bahkan sejak Boko Haram memberontak pada 2009, lebih dari 13.000 warga Nigeria tewas dan 1,5 juta orang lainnya kehilangan kediamannya sehingga harus menjadi pengungsi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement