Rabu 18 Mar 2015 20:12 WIB

Kader Golkar Kubu Ical Pindah ke Agung, Pengamat: Mereka Cari Aman

Rep: C15/ Red: Bayu Hermawan
Maswadi Rauf
Maswadi Rauf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai sikap kader Golkar kubu Aburizal Bakrie yang berpindah ke kubu Agung Laksono, pascaputusan Kemenkumham, hanya untuk mencari aman.

"Saat ini persoalannya apakah sudah mengakomodir atau belum, tapi mengapa terjadi perpindahan," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (18/3).

Ia mengatakan perpindahan kader Ical menuju Agung Laksono, disebabkan pemerintah memberikan angin bagi mereka. Mereka berpikir seolah pemerintah sudah benar, seolah Agung Laksono sudah resmi menjadi ketua umum.

Maswadi menilai keputusan Menkumham bukanlah keputusan final, karena pertama Menteri sendiri belum mengeluarkan SK terkait kepengurusan Agung. Kedua, sekalipun Menteri mengeluarkan SK maka SK tersebut masih bisa digugat ke PTUN.

Maswadi menilai, orang yang berpindah ini merupakan orang yang salah alamat. Mereka menganggap perahu Agung jauh lebih stabil, kemudian meninggalkan perahu Ical yang masih kerap diterpa gelombang.

"Kalau PTUN membatalkan, gimana coba?. Orang yang pindah ini ingin cari aman, padahal belum tentu, masih ada gugatan PTUN, kasihan sebenarnya orang golkar ini semua terombang ambing," katanya.

Sebanyak 45 orang kubu Ical akhirnya memutuskan untuk merapat ke kubu Agung Laksono, dan masuk menjadi bagian kepengurusan partai. Nama seperti Satya Yudha, Airlangga, Fayakhun, Robi, tercatat menjadi salah satu pengurus Golkar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement