REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki mengaku sengaja tidak sering tampil di depan publik sejak dilantik menjadi pimpinan KPK. Ia beralasan, berbagai serangan yang datang membordardir membuatnya memutuskan untuk diam sementara.
"Saya masuk tanggal 21 Februari (2015) terus diberondong tembakan-tembakan. Tapi maaf, saya //freeze// (atau) membeku sambil melihat dari mana datangnya arah tembakan," katanya dalam acara ramah tamah dengan media, Rabu (18/3) malam.
Berbagai opini datang menyerang Ruki sejak masuk kembali memimpin lembaga antikorupsi ini. Saat itulah Ruki 'ditembaki'. Purnawirawan jenderal bintang dua kepolisian itu mengaku, di internal KPK terus melakukan konsolidasi meski di luar bergejolak dengan hiruk pikuk polemik KPK-Polri.
Berbagai langkah dicoba. Masuknya tiga Plt pimpinan mengharuskan mereka bergerak cepat. Langkah-langkah stategis disiapkan. Banyaknya kasus pada tahap penyidikan di KPK yang belum tuntas akhirnya dipilih untuk dijadikan prioritas penyelesaian sebelum masa jabatan periode ini berakhir pada Desember 2015.
"Obsesi saya menyelesaikan semua kasus, tapi kalau tidak bisa ya 90-80 persen, 75 persen sudah bagus. Jadi pimpinan jilid empat lebih mudah," ujarnya.