REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Warga masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar lereng Gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur diingatkan untuk waspada menyusul peningkatan aktivitas kegempaan dari status normal menjadi waspada.
"Hasil pengamatan petugas gunung api setempat menyebutkan bahwa status Gunung Lewotobi Laki-Laki itu naik dari normal menjadi waspada menyusul peningkatan aktivitas kegempaan, sehingga kami mengingatkan warga setempat untuk siaga," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Thadeus di Kupang, Kamis (19/3).
Hasil pengamatan itu, katanya ditindaklanjuti oleh pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung, Rabu (18/3) yang menyebutkan peningkatan aktivitas kegempaan terekam sejak 13 Maret lalu.
"Peningkatan kegempaan mulai 9-15 Maret sebanyak 16 kali gempa vulkanik dangkal (VB) dan 12 gempa vulkanik dalam (VA)," katanya.
Pada tanggal 16 Maret, katanya gempa vulkanik dangkal meningkat jadi 19 kali dan 15 gempa vulkanik dalam. Namun mulai 17 Maret 2015 gempa vulkanik dangkal meningkat jadi 73 kali dan 20 kali gempa vulkanik dalam yang diikuti peningkatan status dari normal menjadi waspda pada tanggal 18 Maret 2015.
Bahkan gunung api itu selalu aktif dengan lahar berkisar antanra 50-100 meter setiap tahunnya dan sesewaktu aktivitas kegempaannya meningkat," katanya.
Atas dasar itu, katanya pihak BPBP NTT berkoordinasi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Paulus Igo Geroda, untuk melakukan antisipasi berdasarkan ururtan dan kronologis gejala hingga pascapeningkatan status gunung tersebut.
"Warga sekitar lereng gunung api itu khususnya dan umumnya warga di kecamatan dan kabupaten setempat sudah terbiasa dengan gejala dan aktivitas gunung api kembar (Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan) di Kabupaten Flores Timur," katanya.
Namun bagaimanapun pihaknya melalui BPBD Kabupaten diujung Timur Pulau Flores itu tetap melakukan koordinasi lanjutan dengan menghubungi camat dan kepala desa untuk berjaga-jaga dan minta warga tenang dan waspada.
"Karena aktivitas kegempaan jenis ini dapat mengindikasikan proses peretakkan batuan di dalam tubuh gunung api akibat tekanan magma ke permukaan," ujarnya menyebut alasan peningkatan status gunung oleh PVBMG.
Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, direkomendasikan tidak ada aktivitas pada radius satu kilometer dari kawah, masyarakat juga diminta tenang dan mengikuti arahan pemerntah daerah, serta tidak mempercayai isu yang berhubungan dengan aktivitas gunung kecuali dari pos pengamatan gunung dan pemerintah daerah.
Ia mengatakan secara historis, letusan gunung Lewotobi Laki-laki bersifat magmatik-eksplosif dengan material letusan yang dominan pijar dan abu mengarah ke barat daya dan timur laut. Namun gunung tersebut pernah mengeluarkan awan panas dan aliran lava dari kuba hingga radius lima kilometer.