Kamis 19 Mar 2015 17:31 WIB

Syahrul: Kisruh DPP Golkar Jangan Ganggu Stabilitas Daerah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari
Syahrul Yasin Limpo
Foto: Antara
Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah memenangkan kubu Agung Laksono sebagai pemegang kekuasan tertinggi Partai Golkar. Namun hasil ini masih menyisakan banyak masalah. Bahkan perselisihan tersebut menyeret juga pada petinggi dewan perwakilan daerah (DPD) II di sejumlah daerah.

Ketua DPD I Sulsel, Syahrul Yasin Limpo berharap agar perselisihan Partai Golkar di pusat tidak membuat keruh kesolidan Golkar di daerah. Dia juga mempersilahkan pihak DPP untuk menyelesaikan kisruhnya dengan baik, karena situasi politik di DPD I Sulsel baik-baik saja.

"Siapapun kau, mau kucing, mau kelinci, kita di sini tidak ada urusan, kami sangat solid," ujarnya saat ditemui di Jeneponto, seusai menghadiri pemancangan tiang PLTU Jeneponto, Kamis (19/3).

Gubernur Sulsel ini menambahkan,  jika perselisihan dilakukan hingga ke DPD II, maka pihak DPP sudah bertindak sangat bodoh karena menghancurkan partai Golkar yang kondisinya masih solid. Mengenai kabar yang beredar bahwa pihak DPP kubu Agung Laksono akan melakukan bersih-bersih kepengurusan Golkar Sulsel, Syahrul menyatakan akan melawan. Karena selama ini dia bekerja untuk kepentingan partai dan rakyat.

"Yang mana itu mau bersih-bersih. Coba-coba saja bersih-bersih kalau kau tidak ku kasih bersih. Saya mau lihat yang mana itu kepalanya," tuturnya.

Syahrul juga mengingatkan, ada momen penting yang harus dihadapi oleh Golkar dalam wkatu dekat ini, yakni Pilkada beberapa kabupaten/kota. Ia pun berharap agar kisruh di pusat tidak dibawa ke Sulsel, apalagi Sulsel merupakan lumbung suara Golkar. Syahrul berprinsip menjaring kemauan rakyat dulu baru menentukan calon.

Siapapun yang merupakan hasil survey DPD II atau DPD I akan diakomodasi asal memenuhi 5 syarat, yakni harus cerdas, harus bersih dan tidak terkontaminasi korupsi, harus berwibawa menjadi kepala daerah, harus berani mengambil keputusan, dan teruji dalam perjalanan birokrasinya. "Kalau kemarin dia tidak bisa tembus waktu pemilu dan sekarang cari cantolan supaya yang ada jatuh, itu cara-cara berpolitik yang tidak bener," tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement