REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Sebanyak 21 ternak sapi milik warga Muaro Putih, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar) mati mendadak. Peristiwa tersebut terjadi sejak Februari sampai Maret 2015.
Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam Arief Restu mengatakan tidak mengetahui penyebab pasti kematian 21 ternak sapi itu.
Sapi-sapi yang mati tersebut dipelihara secara lepas oleh pemiliknya di perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahaan perkebunan di daerah itu. Bangkai-bangkai sapi yang mati tersebut ditemukan di perkebunan tersebut. Warga pemilik sapi yang mati tersebut bermukim di sekitar perkebunan itu.
"Setiap pekan sekitar tiga sampai empat ekor sapi itu mati mendadak. Informasi yang kami peroleh dari warga, pada mulut sapi mengeluarkan busa, kejang-kejang dan lainnya," ujarnya.
Dugaan sementara, kematian sapi secara mendadak itu akibat keracunan karena mengeluarkan busa pada mulut, kejang-kejang dan lainya. Untuk memastikan, pihaknya kesulitan mengungkap karena tidak memiliki sampel yang diperiksa ke laboratorium.
Ketiadaan sampel ini disebabkan warga terlambat melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam sehingga sapi tersebut sudah membusuk.
Pihaknya meminta warga segera melaporkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam apabila sapi mereka mati.
Akibat kematian sapi ini, warga mengalami kerugian sekitar Rp 150 juta. Ini merupakan kasus kematian sapi secara mendakak yang pertama terjadi di Kabupaten Agam. Arief mengimbau warga tidak melepaskan ternaknya di lokasi perkebunan milik PT Mutiara Agam sehingga kejadian ini tidak terulang lagi.