REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Otoritas perairan di Australia dibuat pusing oleh maraknya penggunaan tisu basah. Setiap tahun mereka harus merogoh kocek hingga $ 400 atau setara Rp4 miliar untuk mengatasi masalah penyumbatan yang dipicu tisu basah yang tidak bisa terurai.
Gara-gara masalah tisu basah ini, otoritas perairan Australia terpaksa memanggil pihak pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya untuk bertemu dan membahas upaya mengatasi apa yang sering terbukti menjadi masalah yang menelan biaya mahal untuk perawatan tanaman.
Direktur Asosiasi Layanan Air Australia, Adam Lovell mengatakan tisu basah sering diresapi dengan pelembab atau minyak, hanya saja tisu jenis ini tidak bisa hancur atau terurai setelah disiram di toilet.
"Ada yang mengatakan mereka bisa disiram kedalam toilet dan dan beberapa bahkan merekomendasikan - untuk membuang tisu basah bekas di tempat sampah," katanya baru-baru ini.
"Namun limbah tisu basah ini tidak bisa hancur atau terurai sebagaimana tisu toilet umumnya dan ini memicu masalah serius,"
"Ketika disiramkan ke pipa, bahkan dirumah Anda sendiri, mereka dapat menyumbat di sekitar akar pohon yang mungkin telah masuk ke pipa Anda, atau sekitar saluran pipa air pada umumnya didalam kota, dan kemudian tentu saja sumbatan limbah tisu basah itu akan menyebabkan masalah di pabrik pengolahan limbah. "
Lovell mengatakan asosiasinya bersedia menegosiasikan standar untuk produk yang bisa disiramkan kedalam toilet dan mencapai pelabelan produk yang konsisten produk.
"Ketika pelanggan menyadari hal ini benar-benar dapat menyumbat sistem pembuangan limbah mereka sendiri dan harus membayar sendiri biaya perbaikan itu, maka mereka akhirnya akan sadar kalau memang lebih baik menggunakan kertas toilet normal saja," katanya.
"Intinya hanya kotoran manusia dan kertas tisu toilet biasa saja yang boleh disiramkan ke dalam toilet, itu pesan tegas yang hendak kami sampaikan," katanya.
Lovell mengatakan tisu basah ditambah dengan bahan beku lain yang tersumbat selokan dari kota-kota besar disebut "fatbergs".
"Di London tahun lalu limbah fatberg yang harus mereka bersihkan dari saluran pembuangan limbah besarnya hampir seukuran bus tingkat (double-decker),"katanya.
Asosiasi Layanan Perairan Australia juga memperingatkan mayoritas pipa limbah di perkotaan juga berada dekat dengan jalan raya, sehingga jika harus diperbaiki karena ada penyumbatan itu berarti jalan didekatnya harus ditutup dan itu tentu saja akan mengurangi kenyamanan pengguna kendaraan.
Dikatakannya polusi dari sumbatan tisu basah ini juga bisa saja merembes ke saluran air.
Lovell mengatakan penggunaan tisu basa saat ini tengah meningkat dan beberapa orang mungkin terkejut begitu mengetahui kalau bukan hanya bayi atau wanita yang menggunakan produk itu, tapi pria paruh baya juga menjadi pengguna rutin tisu basah,"
Menurutnya masalah ini diperparah dengan penggunaan tisu pembersih untuk menghilangkan kosmetik.
"Tisu basah ini bentuknya seperti kain dan tidak akan sobek sementara kertas tisu toilet akan langsung hancur atau sobek,'
Otorotas layanan Air di Adelaide nengatakan setiap tahun mereka harus mengeluarkan uang senilai $400,000 untuk merawat pipa dan saluran pembuangan limbah yang tersumbat karena penggunaan tisu basah.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement