REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua BAZNAS Sukabumi Mustafa Kamal Ruthfi memastikan pola pembinaan mantan pekerja seks komersial (PSK) tak sebatas pemberian dana usaha. Tetapi juga pembinaan iman dan takwa.
"Di dalam program Bangkit Usaha Mandiri Sukabumi tersebut ada sub program yang bernama Bina Rukyah dan Rupiyah. Bina Rupiyah dan Rukyah adalah upaya menanggulangi dampak dari lemahnya ekonomi dan iman," kata dia, Kamis (19/3).
Mustafa menjelaskan, bina rupiyah itu pembinaan dengan bantuan dana usaha. Untuk keutuhan pola pembinaan disiapkan sub program bina rukyah, yakni pembinaan iman dan takwa.
Mustafa meyakini, idealnya orang yang rukyahnya meningkat seharusnya juga dibarengi dengan peningkatan rupiah. Ini juga berlaku pada orang yang rupiahnya tinggi seharusnya juga diikuti dengan peningkatan semangat berislam.
"Karena itu kami mendorong bagaimana umat Islam di sana, agar bagus shalatnya, pandai ngajinya, pintar bisnisnya.
Lalu jangan lupa infak dan zakatnya," kata dia.
Sebelumnya, Direktur pelaksana BAZNAS Pusat Teten Kustiawan mengatakan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bertobat tapi dalam keadaan miskin layak dibantu dan disantuni zakat. "PSK yang bertaubat tapi dia miskin layak disantuni zakat" ujar Teten.
PSK yang tidak mampu dan bertobat ingin memulai profesi baru yang sesui dengan ajaran agama maka dia bisa dikategorikan pada asnaf miskin atau fi sabilillah.