REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasca kemenangan Partai Likud, Palestina gelar pertemuan khusus para pemimpin, Kamis (19/3). Presiden Palestina, Mahmoud Abbad pesimistis pada kelanjutan kesepakatan damai untuk membentuk dua negara.
"Kami tidak melihat upaya serius dari Pemerintah Israel menuju perdamaian yang akan mengarah pada pembentukan dua negara," kata Abbas. Hal ini menjadi penguat alasan mereka untuk membawa kasus Israel ke ranah internasional yang lebih luas.
Netanyahu telah menegaskan posisi garis kerasnya melawan perundingan dengan Palestina. Awal tahun ini, Palestina bergabung dengan Mahkamah Pidana Internasional untuk memperkarakan kejahatan Israel.
Palestina juga sedang mencari lebih banyak keterlibatan PBB dalam upaya membentuk negara independen. "Kami memiliki hak penuh untuk mendekati pihak internasional demi mendapatkan hak-hak kami sehingga legitimasi internasional akan tercapai," kata Abbas.